Juru Bicara G20 Indonesia Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tujuh negara G2O buka kerja sama untuk mewujudkan pemerataan pusat riset dan manufaktur farmasi. Tujuh negara tersebut yakni, Argentina, Brazil, India, Indonesia, Saudi Arabia, Turki dan Afrika Selatan.
Nadia mengatakan, sebanyak tujuh negara tersebut telah menyampaikan ketertarikan berkolaborasi untuk pemerataan akses terhadap pusat riset dan manufaktur secara global.
“G20 berkomitmen mendorong pusat riset dan manufaktur yang kini terkonsentrasi di negara belahan utara, menuju negara belahan selatan,” kata Siti Nadia Tarmizi dalam acara konferensi pers Road To 2 nd HMM secara virtual, Jumat (21/10).
Menurutnya, G20 memiliki komitmen untuk memperluas jaringan manufaktur, kerja sama penelitian dari pembentukan hub vaksin dan obat-obatan yang lebih luas khususnya menuju negara di belahan selatan.
“Akses vaksin dan alat diagnostik untuk negara ekonomi rendah perlu diciptakan pemerataan, serta kemandirian bagi negara berpenghasilan menengah seperti Indonesia agar bisa ikut memperkuat pertahanan kesehatan di level global,” kata dia.
Maka dari itu, ia mengatakan bahwa akan diadakan kesepakatan final terkait pemerataan pusat riset dan manufaktur farmasi global diangkat dalam agenda 2nd Health Ministers Meeting pada 27--28 Oktober 2022 di Bali.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengatakan bahwa agenda 2ND HMM membahas genomik yang berpesar sangat penting selama pandemic dalam melacak mutasi virus Covid-19.
“Perlu kesepakatan bersama, sehingga berbagi data genomic dengan platform untuk pathogen yang berpotensi memicu pandemic ke depan, bukan hanya virus Covid-19,tetapi pathogen lainnya melalui mekanisme trusted antar negara G20,” ujarnya.